3 Terlambat, 4 Terlalu: Faktor Penyebab Tingginya Angka Kematian Ibu dan Bayi yang Perlu Kamu Tahu!

Writter by Nur Hasanah, Editted by Hana Naemi Nainggolan, Aldinda Rapris, Fharyza Azzahra

"Setiap nyawa ibu dan bayi yang hilang adalah panggilan bagi kita untuk bertindak lebih cepat dan lebih baik."

Kematian ibu dan bayi di Indonesia merupakan permasalahan serius yang harus segera ditangani. Data terbaru menunjukkan bahwa angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di Indonesia masih tinggi. Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2023, AKI mencapai 189 per 100.000 kelahiran hidup, angka yang jauh dari target yang ditetapkan oleh Sustainable Development Goals (SDGs), yaitu 70 per 100.000 kelahiran hidup. AKB juga menunjukkan angka 16,85 per 1.000 kelahiran hidup. Tingginya AKI dan AKB ini menunjukkan betapa pentingnya perhatian kita semua terhadap kesehatan ibu dan bayi, khususnya terkait akses dan kualitas layanan kesehatan.

Konsep 3 Terlambat

Salah satu faktor penyebab utama tingginya AKI dan AKB adalah adanya tiga bentuk keterlambatan dalam penanganan komplikasi kesehatan ibu dan bayi. Istilah “3 Terlambat” merujuk pada :

  1. Terlambat Mengambil Keputusan: Banyak keluarga yang terlambat menyadari  adanya kondisi darurat selama kehamilan atau persalinan, sehingga keputusan untuk mencari pertolongan medis sering kali diambil setelah situasi semakin memburuk.Akibatnya, risiko komplikasi serius yang mengancam nyawa ibu atau bayi menjadi lebih tinggi.
  2. Terlambat Mencapai Fasilitas Kesehatan: Di banyak daerah di Indonesia, terutama di wilayah terpencil, akses transportasi yang terbatas menjadi kendala. Akibatnya, ibu hamil terlambat sampai ke fasilitas kesehatan, yang kemudian menyebabkan peluang penyelamatan ibu dan bayi menurun, terutama dalam situasi komplikasi serius seperti pendarahan hebat atau preeklamsia.
  3. Terlambat Mendapatkan Pelayanan di Fasilitas Kesehatan: Setelah sampai di fasilitas kesehatan, sering kali ibu masih terlambat mendapatkan penanganan yang tepat karena keterbatasan tenaga medis, peralatan, atau obat-obatan. Kondisi ini lebih sering terjadi di daerah dengan fasilitas kesehatan yang minim.

Konsep 4 Terlalu

Selain keterlambatan, ada juga faktor yang disebut dengan “4 Terlalu”, yaitu empat kondisi yang meningkatkan risiko kematian ibu dan bayi, yaitu :

  1. Terlalu Muda untuk Melahirkan: Usia ibu yang terlalu muda, khususnya di bawah 20 tahun, meningkatkan risiko komplikasi kehamilan dan persalinan. Tubuh yang belum matang secara biologis sering kali belum siap untuk melahirkan, sehingga komplikasi seperti preeklamsia atau persalinan premature menjadi lebih mungkin terjadi.
  2. Terlalu Tua untuk Melahirkan: Ibu yang berusia lebih dari 35 tahun juga berisiko lebih tinggi mengalami komplikasi selama kehamilan dan persalinan, seperti hipertensi dan diabetes gestasional. Hal ini dapat mengancam kesehatan ibu dan bayi yang dikandungnya.
  3. Terlalu Dekat Jarak Kelahiran: Jarak kelahiran yang terlalu dekat, seperti kurang dari dua tahun, membuat tubuh seorang ibu tidak memiliki cukup waktu untuk pulih sepenuhnya. Hal ini meningkatkan risiko komplikasi seperti anemia atau pendarahan.
  4. Terlalu Banyak Melahirkan: Ibu yang memiliki banyak anak (lebih dari empat kali melahirkan), berisiko lebih besar mengalami komplikasi selama kehamilan atau persalinan. Kondisi ini meningkatkan kemungkinan terjadinya pendarahan hebat, plasenta previa, atau kelahiran prematur.

Upaya Pencegahan Kematian Ibu dan Bayi

Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Kesehatan, sebenarnya telah melakukan berbagai langkah untuk menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB). Salah satu upaya tersebut adalah dengan memastikan pemeriksaan kehamilan atau antenatal care (ANC) dilakukan minimal 6 kali selama masa kehamilan. Pemeriksaan ANC ini penting sekali untuk mendeteksi komplikasi seperti anemia, hipertensi, atau diabetes secara dini, sehingga dapat ditangani dengan tepat waktu.

Selain itu, pemerintah Indonesia juga terus meningkatkan ketersediaan fasilitas kesehatan dengan menyediakan peralatan ultrasonografi (USG) di puskesmas seluruh Indonesia. Pemeriksaan USG yang rutin akan membantu mendeteksi kelainan janin atau komplikasi persalinan, memungkinkan langkah pencegahan diambil lebih awal. Edukasi kepada masyarakat juga menjadi fokus, terutama dalam hal perencanaan kehamilan, nutrisi selama hamil, serta mengenali tanda-tanda bahaya kehamilan.

Keterlibatan suami dan keluarga dalam mendukung kesehatan ibu selama kehamilan sangat ditekankan. Tidak hanya itu, pelatihan tenaga medis, khususnya di daerah atau wilayah terpencil, juga sangat penting untuk memastikan penanganan komplikasi bisa dilakukan dengan cepat dan tepat. Fasilitas kesehatan yang mampu menangani kegawatdaruratan maternal dan neonatal seperti PONED (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar) juga harus diprioritaskan.

Dengan berbagai langkah tersebut, diharapkan angka kematian ibu dan bayi di Indonesia dapat terus menurun, sejalan dengan target  ketiga Sustainable Development Goals (SDGs). Kerja sama antara  berbagai pihak, baik itu masyarakat, pemerintah, tenaga kesehatan dan lain sebagainya sangat diperlukan untuk mewujudkan masa depan yang lebih baik dan sehat bagi ibu dan bayi di Indonesia.

Referensi : 

Badan Pusat Statistik. (2023). Profil Statistik Kesehatan 2023. https://www.bps.go.id/id/publication/2023/12/20/feffe5519c812d560bb131ca/profil-statistik-kesehatan-2023.html

Ibrahim, T., & Ridwan, A. D. (2022). Determinan Penyebab Kematian Ibu dan Neonatal di Indonesia. Jurnal Kedokteran Nangroe Medika, 5(2), 43-48. https://www.jknamed.com/jknamed/article/view/199

Handriani, I., & Melaniani, S. (2015). Pengaruh Proses Rujukan dan Komplikasi Terhadap Kematian Ibu. Jurnal Berkala Epidemiologi, 3(3), 400-411. https://doi.org/10.20473/jbe.V3I32015.400-411

Kementerian Kesehatan. (2023). Turunkan Angka Kematian Ibu melalui Deteksi Dini dengan Pemenuhan USG di Puskesmas. https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20230115/4842206/turunkan-angka-kematian-ibu-melalui-deteksi-dini-dengan-pemenuhan-usg-di-puskesmas/

Ansori, A. N. (2023). Angka Kematian Ibu Masih Tinggi, Kenali Penyebab dan Faktor Risikonya. https://www.liputan6.com/health/read/5492994/angka-kematian-ibu-masih-tinggi-kenali-penyebab-dan-faktor-risikonya?page=3

2 thoughts on “3 Terlambat, 4 Terlalu: Faktor Penyebab Tingginya Angka Kematian Ibu dan Bayi yang Perlu Kamu Tahu!”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *